Senin, 27 Juni 2011

Singkapan Batuan di Karangsambung



BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia yang beriklim tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat hidup dengan subur. Begitu pula secara geologi Indonesia berada pada tiga pertemuan lempeng, yaitu lempeng Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik sehingga mengakibatkan munculnya deretan gunung api di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari RING OF FIRE dunia. Deretan gunung api ini yang memicu terbentuknya tanah yang subur yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman dan kaya akan bahan tambang galian, atau kandungan mineral di dalamnya.
Bahan tambang atau kandungan mineral yang dimiliki Indonesia itu tersebar hampir di darat dan di laut. Salah satu contohnya yaitu daerah Karangsambung yang berada di sebelah utara Kebumen. Disana terdapat singkapan batuan langka yang mana terdapat beraneka ragam batuan yang muncul dari dalam perut bumi. Daerah Karangsambung dan sekitarnya adalah tempat berhimpunnya beraneka ragam batuan yang mencul dari dalam perut Bumi.
 Disamping itu karang sambung ini sangatlah unik karena menurut beberapa sumber merupakan kawasan purbakala hingga 90 juta tahun lalu.
Para geolog menyebut lapangan geologi Karangsambung sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia. Ia merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng bumi yang terjadi 140 juta tahun-90 juta tahun. Daerah Lok Ulo merupakan lapisan pratersier tertua yang umurnya diperkirakan sudah 140 juta tahun. Kawasan itu juga merupakan tempat tumbukan antara lempeng Indo Australia dengan Asia. Karena itulah kawasan Karangsambung ini dijadikan sebagai lapangan geologi terlengkap di dunia dan biasa dijadikan sebagai objek penelitian para geolog maupun mahasiswa yang hendak bergelut dibidang ilmu geologi ataupun yang lainnya. Karena kawasan tersebut sangat cocok, dan merupakan salah satu kunci dalam mempelajari proses evolusi lempeng dan benua di asia tenggara yang telah menjadi laboratorium dan monument geologi yang menarik untuk dikaji hingga kawasan inipun masih sangat alamiah dan bisa dikatakan masih sangat terjaga walaupun tidak sedikit dikanan kiri jalan terdapat aktivitas warga yang hendak menambang pasir di sekitar sungai. Proses tektonik yang terjadi di kawasan ini, membuat Karangsambung menjadi wilayah paling komplit koleksi bebatuannya di Indonesia. Bahkan, menurut salah seorang peneliti, jika menurut luas wilayahnya, kelengkapan koleksi batuan di Karangsambung ini juga terbesar di Asia.















BAB II
PEMBAHASAN

                        
Karangsambung terletak pada 109˚35¹-104˚41˚BT dan 7˚25˚-7˚36¹LS. Desa karangsambung yang berada dan menjadi titik pusat di dalam kawasan ini terletak 19 km di sebelah utara kota kebumen dan merupakan bagian dari lajur penggunungan serayu selatan.
Kondisi alam kawasan Karangsambung umumnya masih berupa daratan rendah sehingga perbukitan yang tingginya mencapai 520m. Iklim didaerah ini, pada dasarnya sama yaitu iklim tropis dimana hanya terdapat dua musim penghujan dan kemarau. Penghujan berlangsung dari bulan oktober hingga maret sedangkan untuk musim kemarau terjadi dibulan april sampai september. Masa transisi diantara keduanya terjadi pada maret-april dan september-oktober. Kondisi yang demikian memungkinkan tumbuh suburnya berbagaimacam tumbuhan seperti jati dan pinus serta vegetasi penutup lainnya. Kondisi alam yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Baik tata kehidupannya maupun pola kehidupan manusia itu sendiri. Sebab pada prinsipnya alam akan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa keunikan yang dimiliki kawasan ini merupakan suatu anugrah yang patut kita syukuri serta bisa kita tarik penjelasan serta nilai-nilai sejarah yang dikandungnya dan mengaitkannya dengan keadaan sekarang karena itulah kawasan ini merupakan media pembelajaran yang cocok untuk membuka cakrawala kita dalam mempelajari yang melatar belakangi pembentukannya yang sarat akan unsur geologi. Dimana keunikan terlihat dari beberapa tempat yang hendak kami kunjungi diantaranya:

a.       Kali Brengkok
Kali Brengkok ini , barada tepat di pinggir jalan dan juga berada di tengah pemukiman warga. Disana, kita akan menemukan batu-batu besar yang terdapat ditengah-tengah sungai. Batu tersebut merupakan hasil sedimen klastik yang diperkirakan sekitar 117 juta tahun yang lalu. Batu ini merupakan pondasi pulau jawa yang terbentuk sebagai hasil dari batuan yang terangkat dari permukaan karena adanya tekanan. Batuan tersebut berwarna abu-abu cerah dan tampak mengkilap jika terkena sinar matahari, merupakan batuan tertua di Jawa. Warna putih metalik berlembar pada batuan adalah mineral mika, sedangkan lapisan-lapisan tipis merupakan penjajaran mineral karena pengaruh tekanan yang sangat kuat pada saat proses perubahan batuan asal menjadi Sekis Mika di dalam perut bumi. Pada awalnya, orang menafsirkan batuan tersebut sebagai bagian dari batuan sedimen, akan tetapi setelah dilakukan pengujian dilapangan ternyata batu sekismika tersebut merupakan bagian dari batuan metamorf yang terbentuk melalui proses penunjaman 2 lempeng besar samudera dan benua. Dimana lempeng samudera ini menunjam ke bawah lempeng benua yang mempunyai massa lebih ringan dibanding lempeng samudera. Sehingga terbentuklah gunung api sebagai akibat dari pergerakan tadi. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa di Jawa Tengah ini terdapat 3 pegunungan besar yaitu kendeng atau kapur utara, tengah, dan selatan yang memiliki kaitan dengan pembentukan batuan tersebut. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

                             Kali brengkok

b.      Desa Pucangan
Di desa pucangan ini terdapat batu metamorf serpentima yang terbentuk sekitar 90-100 juta tahun lalu. Batuan sepentima berwarna hijau gelap mengkilap. Serpentima merupakan batuan ubahan dari batuan ultra basa berwarna gelap hasil pembekuan magama pada kerak samudera Terjadinya batuan ini melalui dua fase, fase pertama terjadi saat batuan ini bersentuhan dengan lingkungan laut, sedangkan fase kedua terjadi pada saat masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.         
Batu ini berasal dari lempeng samudera yang mendapat pengaruh suhu dan tekanan, batu ini terbentuk sebagai hasil dari kovergen yaitu pergerakan yang menuju ke satu titik pertemuan yang sama dan asal kedua lempeng itu datang dari arah yang berlawanan, pusat kedua lempeng itu disebut perbatasan. Di sinilah terjadi tumbukan sehingga terjadi patahan-patahan yang memudahkan terjadinya gunung api. Batuan ini merupakan lantai samudera yang telah mengalami proses penghancuran.
Keistimewaan dari batuan ini yaitu batuan ini dapat di manfaatkan sebagai bahan bangunan yaitu asbestes, akan tetapi penggunaan asbestes ini juga dapat berdampak negatif karena menurut beberapa ahli dapat menimbulkan penyakit kanker.

c. kali muncar




Di desa kali muncar Terdapat batu gamping merah yang terletak di kedalaman yang masih sangat sejuk karena masih banyak pepohonan, pesawahan dan juga terdapat sungai yang cukup tenang. Disana terdapat tebing yang terdiri dari dua buah batuan yaitu batu gamping merah dan batu rijang. Ke dua batuan ini memiliki struktur yang berbeda dimana batu gamping merah lebih halus sedang batu rijang terlihat lebih mengkilap. Kedua batuan ini saling berdampingan padahal apabila kita teliti masing-masing diendapkan di tempat yang berbeda. Batu gamping merah ini diendapkan dilaut dangkal sedangkan batu rijang diendapkan di laut dalam. Akan tetapi hal tersebut dimungkinkan karena adanya pengaruh lava bantal yang mengalami fluktuasi sehingga terbentuklah bentukan seperti apa yang disaksikan di lapangan.
Batu tersebut memiliki keistimewaan yaitu batuan ini mengandung CCD (Carbonal Concentrate Deep) dan terdapatnya garis-garis yang merupakan mineral pengisi kalksit. Dalam menentukan masa batuan tersebut kita dapat mengacu pada prinsip-prinsip seperti untuk menentukan usia suatu batuan, maka prinsipnya cari batuan yang gosong saebagai bentuk kontak dengan lavadi samping itu kita harus ingat bahwa batuan yang lebih tua merupakan batuan yang diterobos, bukan yang menerobos.

d.      Desa Totogan

Desa totogan merupakan desa yang memiliki keindahan akan panoramanya. Di desa ini, kita akan dapat melihat hamparan padi yang berwarna hijau hingga kekuning-kuningan, bahkan tak sedikit pula terdapat kebun yang masih di tumbuhi oleh berbagai pepohonan. Dan yang lebih menakjubkan lagi apabila kita menghadap tepat ke arah dimana terdapat dua buah bukit yang di tengahnya di selingi oleh dua buah tiang atau menara.
Pandangan kearah timur, terlihat jelas perbedaan morfologi batuan pra-tersier ( lebih dari 65 juta tahun yang lalau) disebelah kiri dengan batuan tersier disebelah kanan. morfologi pra tersier dicirikan oleh bukit yang menyendiri tidak teratur, berbentuk prismatik, batuan pada morfologi ini di kenal sebagai melange seboro. terlihat tiga bukit berbentuk prismatik dengan susunan batuan dan lingkungan pembentukannya berbeda, G. Gliwang, tersusun oleh sekis dan sedimen pelitik. Diduga, dulu bukit tersebut menyambung akan tetapi setelah mengalami beberapa proses termasuk proses erosi didalamnya akhirnya menghasilkan bentukan yang berbeda seperti sekarang ini. Hal ini merupakan hasil dari proses pembalikan relief dimana suatu bentukan yang tadinya berupa antiklin menjadi sinkli, begitupun sebaliknya sinklin berubah menjadi antiklin.
Disamping itu kedua bukit tersebut memiliki stukrur yang berbeda sehingga menghasilkan bentukan yang berbeda. Dimana bukit sebelah kiri terlihat lebih runcing sedangkan bukit sebelah kanan lebih condong bersifat homogen (sama). Penyusun batuan nya pun tidaklah sama yang mana batuan di bukit sebelah kiri lebih bersifat resisten yang didominasi oleh batuan serfentinit sedangkan bukit sebelah kanan didominasi oleh batuan sedimen, basalt dan lempung.
e.       Bukit Parang
Bukit Parang yang terletak sekitar 300 m ke utara dari UPT BIKK Karangsambung LIPI terdapat singkapan batuan beku diabas. Batuan ini diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Bukit ini merupakan bentukan alam yang dihasilkan oleh proses tektonik. Lain halnya gunung api yang pembentukannya yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanisme. Dalam penamaannya bukit dan gunung di mata orang awam sering mengalami kekeliruan. Padahal untuk membedakannya sangatlah jelas dimana bukit merupakan bentukan alam yang ketinggiannya tidak lebih dari 100 meter. Salah satu contohnya bukit parang yang notabene merupakan sebuah bukit akan tetapi masyarakat setempat menyebutnya gunung padahal itu salah besar.
Menyinggung masalah bukit, bukit parang merupakan salah satu bukit yang kini telah mengalami perubahan akibat tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukit parang ini terbentuk sekitar 26-39 juta tahun yang lalu. Bukit ini terbentuk sebagai hasil intruksi diabas yang menghasilkan batuan batolit (batuan beku dalam perut bumi). Batuan ini diduga sebagai hasil intruksi magma yang berasal dari samping, maka akan membentuk batuan yang vertikal. Sebagaimana kita ketahui bahwa bentukan yang terdapat dalam batuan, akan selalu tegak lurus dengan arah tekanan intruksi magma tersebut. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Apabila penambangan ini terus dilakukan dikhawatirkan batuan diabas akan habis.

f.       Bukit Cipaku




Untuk mengunjungi bukit cipaku ini, kita harus berjalan beberapa meter menyusuri jalan yang miring dan berbatu. Sekitar 300 m ke arah utara tepatnya dari kaki bukit Sipaku, terdapat singkapan blok rijang-batugamping merah yang menunjukan kontak sesar dengan fillit di bagian selatan dan dengan greywacke di bagian utara. Pada kaki bukit Sipako terdapat singkapan fillit-grafit yeng telah mengalami perlipatan. Batuan ini diinterpretasikan sebagai produk selama proses subduksi yang mentransfer sedimen palung ke dalam metamorfosa derajat rendah. Singkapan ini telah mengalami deformasi lanjut yang ditunjukan oleh sesar-sesar naik, jalur milonit, dan fault gouge. Batuan ini menurut narasumber dapat dijadikan bahan isi pensil karena mungkin batuan ini sangat hitam sehingga dirasa cocok untuk dijadikan bahan baku.

2 komentar:

  1. Dari segi pembahasan bagus, menggunakan bahasa yang tidak sukar untuk di mengerti...
    namun apa tidak ada bab penutup, yang biasanya kn ada pendahuluan, isi, terus penutup...
    Tapi bagus ko....heee

    Kalo bisa di tambah lagi dengan pembahasan pembahasan yang lain dari hasil karya sendiri...
    Terus semangat ya... d(^_^)b

    BalasHapus